Probolinggo-Jurnal 9, Anjloknya produksi bawang merah dirasakan para petani, di desa Sumber Bulu Kecamatan Tegalsiwalan Kabupaten Probolinggo Jawa Timur. Akibat anomali cuaca dengan hujan dan panas yang tak menentu membuat produksi bawang merah mengalami penurunan. Jika sebelumnya para petani mampu memetik hasil hingga delapan ton per hektar maka pada musim pancaroba ini hanya berkisar dua ton dalam sekali panen.
Para petani mengaku, dalam beberapa hari terakhir kabupaten probolinggo dilanda hawa panas menyengat disertai hujan. Cuaca yang tidak menentu tersebut menyebabkan pertumbuhan bawang merah menjadi terganggu. Banyak tanaman bawang merah yang rusak dan tidak bisa tumbuh besar. Tidak jarang bawang merah juga membusuk setelah diguyur hujan deras.
Beruntung ditengah turunnya produksi bawang merah harga komoditas ekspor ini justru mengalami kenaikan. Jika sebelumnya harga bawang merah kualitas super di tingkat petani hanya 800 ribu rupiah per kwintal/ saat ini melesat menjadi 1,5 juta rupiah per kwintal.
“Disaat harga bawang melonjak, biaya produksi bawang juga mengalami peningkatan. Petani harus mengeluarkan ongkos lebih besar untuk membeli obat hama dan membayar buruh untuk membersihkan ulat yang datang menyerang,” Ujar Dewi petani.
Menipisnya stok hasil panen bawang merah petani di probolinggo ini berdampak pada naiknya harga bawang merah di pasar tradisional.
Dampak Anomali Cuaca, Harga Bawang Merah Naik
Written By tv9 on Kamis, 19 Juni 2014 | 07.58
Label:
Peristiwa
