Dengan diiringi musik gamelan, mereka mengarak sapi kerapan keliling desa setempat dan ke makam leluhur. Selain itu bagi pemiliknya yang memakai baju khas Madura harus ikut berjoget mengikuti irama alulan musik gamelan.
Tradisi arakan sapi ini dilakukan setiap jelang Idul Adha . Dengan cara mengarak sapi keliling kampung dan ke makam leluhur, warga percaya akan membawa berkah tersendiri bagi pemiliknya, dan sapi kerapanya bisa berlari kencang saat di adu di arena lomba kerapan sapi.
“Tradisi ini telah lama dilakukan oleh para penggemar kerapan sapi di Lumajang, khususnya keturunan Madura dan hingga saat ini masih tetap dilestarikan,” ujar Hasan (warga).