Sidoarjo-Jurnal 9, Ismatun (23th) salah satu pengungsi Syiah asal desa Blu’uran Kabupaten Sampang Madura, hanya terbaring lemah di salah satu kamar di pengungsian di rumah susun Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo. Ditemani oleh kedua orang tuanya, Ismatun hanya bisa menahan rasa sakit di bagian lambungnya, yang dideritanya sejak empat bulan lalu.
Belum diketahui pasti apa sakit yang diderita anak pasangan Bunasar dan Rosiah tersebut, namun diagnosa awal dirInya menderita infeksi lambung, bahkan saat ini mulai mncul benjolan yang membesar di bagian perutnya.
Dibantu pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) JATIM, Ismatun pernah dibawa ke PUSKESMAS setempat untuk menjalani pemeriksaan medis. Namun karena penyakitnya tergolong serius, pihak PUSKESMAS merujuk korban ke rumah sakit swasta terdekat. Sayangnya, pihak rumah sakit yang berada tidak jauh dari pengungsian menolaknya, karena pasien tidak memiliki kartu JAMKESMAS.
Ismatun hanya mendapat pertolongan pertama serta resep obat dan setelah itu dipulangkan kembali ke pengungsian. Kini obat yang diminum Ismatun hampir habis dan kedua orang tua korban kesulitan menebus resep lagi karena tak memiliki biaya.
Sementara Dinas Kesehatan PEMPROV JATIM, selaku penanggung jawab kesehatan pengungsi hingga kini belum memberikan perhatian apapun. Terlebih posko kesehatan yang pernah dibuka di pengungsian, sudah sejak tujuh bulan lalu ditutup.
Home »
» Kurangnya Pelayanan kesehatan
